saya iri.
tentu, jika yang demikian diperlukan.
ada seorang wanita yang dipisahkan secara tidak diketahui, bagai tembok berlin yang tidak akan runtuh dan masyarakatnya dihinggapi perasaan cemas menunggu kapan tembok dihancurkan. perasaan menunggu yang teramat lama. membunuh asa dan kepercayaan terhadap diri sendiri dan menjadikannya siksa bagi yang dihinggapi.
seseorang di sebrang salah satu yang menanti. tapi kenyataan tidak pernah menghendaki. tembok adalah tembok. benda padat yang tidak bisa dilewati. sekuat apapun seseorang itu berjuang. melompat, meraih asa.
dan wanita disebrang dengan angkuh "menjual" dirinya. menjadikan objek bagi para lelaki. bukannya ini semcam tidak adil. bahwa dibalik tembok gagah terbilang seseorang yang lemah tengah menanti asa. ayolah!
sejauh mana kamu berjalan menghindari perasaan sepi. ketika itu semakin banyak orang yang mendekatimu dan menggambarkan sebagai fantasi semu bagi mereka. menyenangkan barang sesaat dan jika sudah mereka melepasmu bagai tidak terjadi sesuatu apapun. jijik!
jangan kira, saya mengintip dibalik tembok. mendoakanmu agar senang tiasa berjalan sesuai dengan kesenannganmu. tapi yang terjadi adalah pengundangan sesuatu yang menurutmu benar padahal salah. orang-orang dibelakang menganggapmu sebagai ........ sudahlah.
untuk beberapa saat saya iri. kesal juga.
0 komentar:
Posting Komentar