tahun ini rasanya tidak ada kesenangan lagi. semua hanya berupa senyum semu yang di dalamnya selalu ada pertanyaan kapan, apa, siapa, dan bagaimana semua hal dapat terjadi. ada beberapa kejadian yang merubah hidup dengan sangat dramatis. mencoba lebih serius padahal sebenarnya dunia penuh dengan kesenangan, bahkan pada perasaan ikhlas semua rasa sakit justru akan menjadi pelajaran yang harusnya diterima dan dicerna oleh setiap manusia. tapi bagaimana hal ini dapat terjadi pada manusia yang terlalu serius? seperti saya.
pada kenyataannya semua hal menjadi sangsi, ada beberapa kekurangan yang justru menyebabkan semua tidak pasti. ada kesenangan yang kurang, ada kesedihan yang tidak terobati, dan kekecewaan terhadap masa lalu. padahal sebenarnya dunia menawarkan banyak sekali kegembiraan, dan sekali lagi saya lupa bahwa Tuhan selalu mengamati dan menunggu saat yang tepat.
memang saat yang tepat adalah moment yang paling ditunggu oleh setiap manusia. entah kapan dan pertanyaan soal hidup di masa depan tidak akan ada habisnya. toh manusia sebenarnya adalah pengharap yang terlalu ambisius.
justru di sisa tahun 2012 harusnya ada langkah kongkret bagi kehidupan yang lebih layak, lebih banyak kesenangan, melupakan sisi hitam yang pernah terjadi. saya kira ada beberapa kejadian menarik beberapa hari yang lalu, terutama ketika bulan ramadhan datang, menyambut, dan membawa keajaiban walaupun sebenarnya semua keajaiban tersebut masih ada yang kurang, sesuatu yang harusnya menjadi pemuncak rasa kesenangan.
sekali lagi saya kira terlalu serius dalam menanggapi semua persoalan hidup, terutama beberapa kejadian belakang yang membuat saya sedikit trauma. Ramadhan kali ini memang menghadirkan kisah tersendiri, tetap menarik walaupun kemasannya berbeda dan cenderung membosankan di awal.
beberapa kali saya melihat teori keseimbangan hidup yang dicerminkan oleh tingkah laku setiap manusia yang saya temui. mulai dari yang paling tinggi sampai derajat yang rendah. setiap kali saya merasakan sesuatu yang memanggil ketika suapan nasi putih dengan sedikit daging sapi dan pemandangan terhadap orang-orang yang harus membagi satu bungkus nasi dengan 8 orang yang lahap karena kelaparan.
untuk beberapa alasan memang saya sedikit hidup dalam kebosanan karena jauh dalam lubuk hati saya merindukan sosok penting yang seharusnya bisa menjadi pewarna cerah untuk hati yang kelam. untuk beberapa saat saya merasa menjadi seorang pria yang kuat dengan rasa empati terhadap lingkungan, tapi di saat lainnya saya menajdi anak lelaki kecil yang mudah menangis karena tidak diberi permen. sampai kapan itu terjadi? entahlah. saya hanya mencoba menikmati semua rasa yang membingungkan.
sejauh waktu berdetak, terlebih datangnya Idul Fitri tidak memberikan kesan syahdu. jauh berbeda dengan waktu dulu. terlalu jauh. mungkin benar adanya jika tahun ini terlalu serius. damned!
0 komentar:
Posting Komentar