hari ini bulan penuh, dan dia bersinar. memanggilku untuk keluar dan becakap barang sebentar. aku memang teramat malas. tapi ini bulan di awal agustus, bulan yang sama dengan bulan satu tahun yang lalu, bulan yang sama yang mengajakku mengobrol tentang masa depan.
"hai" dia memulai
"hai juga" dengan sedikit jutek ku balas
"bagaimana kabar mu?"
"entah"
"begitu saja?"
"yah hanya begitu" lalu aku duduk di kursi.
"begitulah" dia memulai lagi
"begitu apanya?"
"begitulah orang yang putus asa"
"aku tidak! tidak akan pernah!"
"lalu mengapa kau murung?"
"biasa saja"
"seperti biasa"
"hah?"
"yah, seperti biasa, kau berbohong"
"yah, aku mengaku"
"yah aku tahu"
"lantas mengapa tidak kau diam!"
"hhmm tidak kah kau mau tau akan masa depan lagi?"
"aku tidak mau lagi, hanya membuat sakit"
"tidak, kau tidak paham betul rupanya.. itu bukan sakit, tapi bagian dari pelajaran. kau harusnya lebih tangguh sekarang. lihat bulan agustus telah tiba. dimana keajaiban semua dapat terjadi"
"hhmm apakah yang demikian juga?"
"tentu, yang demikian juga"
"apa benar?" aku mulai berdiri dari kursi, lebih mendekat dengan bulan
"tentu, agustus! ingat! kau pernah melayang bukan"
"yah, aku pernah tapi sejauh itu juga aku terjatuh, sampai sekarang"
"tidak! jangan begitu. lihat kau sudah berdiri dan nampak siap untuk terbang lagi"
"begitukah?"
"yah, sudah aku bilang, agustus! ingat!"
"yah, sekarang boleh aku percaya keajaiban itu muncul?"
"tentu, asal kau percaya"
bandung, sejauh harapan selama impian.
0 komentar:
Posting Komentar